Kamis, 05 April 2012

Perbedaan bank syariah dgn konvensional


Perbedaan bank syariah dgn konvensional
  1. AKAD DAN ASPEK LEGALITAS
Rukun harus memenuhi :
  1. Penjual
  2. Pembeli
  3. Barang
  4. Harga
  5. Ijab kabul
Syarat harus memenuhi :
Halal, Harga, Tempat Penyerahan dan status kepemilikan harus jelas.
B.Lembaga penyelesai Sengketa
Diselesaikan scr HUKUM MATERI SYARIAH yang diatur oleh BAMUI ( Badan Arbitrase Muamalah Indonesia )
C. Struktur Organisasi
Dewan Pengawas Syariah
Setingkat dgn Dewan Komisaris sehingga dapat menjamin efektivitas dari setiap opini yg disampaikan
Dewan Syariah Nasional
Menjalankan fungsi pengawasan thd produk syariah agar sesuai dengan syariah islam
Lingkungan Kerja & Corporate Culture
v  ETIKA : Shiddiq
                        Amanah
                        Fathanah
                        Tabligh
v  REWARD & PUNISHMENT prinsip berkeadilan
v  PERFORMANCE : Cara berpakaian dan akhlak yg baik








Perbandingan antara :
BANK KONVENSIONAL
1.       Tercampur  antara haram dan halal
2.       Memakai perangkat bunga
3.       Profit oriented
4.       Hub debitur dgn kreditur
5.       Sesuai aturan BI
BANK  SYARIAH
  1. Investasi harus halal
  2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,jual beli atau sewa
  3. Profit dan falah oriented
  4. Hub kemitraan dgn nasabah
  5. Funding & lending sesuai dgn fatwa syariah
Riba dlm perspektif agama dan sejarah.
Perspektif  Agama :
Landasan Al Quran dlm An Nisaa ayat 29
Jenis Riba :
ü  Riba Qordh & Riba Jahilliyah Dlm Utang Piutang
ü  Riba Fadhl & Riba Nasi’ah Dlm Jual Beli
Konsep Bunga dlm Perspektif Non Muslim :
  1. YAHUDI
  2. KRISTEN ( terbagi dua mazhab yaitu pandangan pendeta awal kristen dan para sarjana kristen )
Konsep Riba
  Definisi : pengambilan tambahan baik dlm transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dgn prinsip muamalah dlm islam.
  Jenis barang Ribawi :
  1. Emas dan Perak baik dlm bentuk uang maupun bentuk lain
  2. Bahan makanan pokok spt beras, sayur buah dll.
Aturan Tukar Menukar barang ribawi :
Ø  Jual beli antar barang sejenis hrs dlm jumlah dan kadar yg sama.
Ø  Jika berlainan jenis boleh ditukarkan dgn jumlah atau kadar yg berbeda dg syarat brg ditukarkan pd saat akad jual beli.
Ø  Jual beli barang ribawi dg non ribawi tdk disyaratkan sama.
Ø  Jual beli barang non ribawi diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada saat akad.

Larangan Riba dlm Al quran dan As Sunnah :
Larangan Riba dlm Al Quran :
  1. Dlm ar Ruum : 39
       Intinya menolak anggapan bhw pinjaman riba yg pada awalnya seolah olah menolong orang sbg perbuatan taqarrub kpd Alloh Swt.
  1. Dlm an Nisaa : 160 – 161
       Riba digambarkan sebagai sesuatu yg buruk
  1. Dlm Ali Imran : 130
       Riba diharamkan dgn dikaitkan kpd suatu tambahan yg berlipat ganda.
  1. Dlm Al Baqarah 278
       Penegasan terakhir bhw riba haram.
Larangan Riba Dlm Hadits
  Amanat terakhir Rasulullah bhw utang riba hrs dihapuskan
  HR Bukhari.HR Muslim dll
  Alasan Pembenaran Riba :
  1. Dlm Keadaan Darurat
  2. Berlipat ganda
  3. Badan Hukum dan Hukum Taklif
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga
1.       Penentuan bunga dibagi hasil saat akad dengan asumsi selalu untung
2.       Besarnya presentasi berdasrkan modal yang dipinjam
3.       Pembayaran bunga tetap yang dispakati
4.       Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun dlm keadaan ekonomi booming
5.       Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk islam
Bagi hasil
1.       Penentuan nisbah dibuat dg asas kemungkinan untung rugi
2.       Besarnya rasio bagi hasil bds kan pada jumlah keuntungan yg diperoleh
3.       Bagi hasil tergantung pd keuntungan proyek yg dijalankan.
4.       Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dgn peningkatan jumlah pendapatan
5.       Tidak ada yg meragukan keabsahan bagi hasil






Jenis Riba dan Barang Ribawi
Jenis Riba

Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang-piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyah. Adapun kelompok yang ke dua, riba jual beli, terbagi menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah.
1.       Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh)

2.       Riba Jahiliyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.

3.       Riba Fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.

4.       Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.

Mengenai pembagian dan jenis riba, berkata Ibnu Hajar al-Haitsami,
“Riba itu terdiri atas tiga jenis: riba fadhl, riba al-yadh, dan riba an-nasi’ah. Al-Mutawally menambahakn jenis keempat, yaitu riba al-qardh. Beliau juga menyatakan bahwa semua jenis ini diharamkan secara ijma berdasarkan nash Al-Quran dan Hadits nabi.”*

Jenis Barang Ribawi
Para ahli fiqih Islam telah membahas masalah riba dan jenis barang ribawi dengan panjang lebar dalam kitab-kitab mereka. Dalam kesempatan ini akan disampaikan kesimpulan umum dari pendapat mereka yang intinya bahwa barang ribawi meliputi :
1.       Emas, perak, baik itu dalam bentuk uang maupun dalam bentuk lainnya.
2.      Bahan makanan pokok, seperti beras, gandum, dan jagung, serta bahan makanan tambahan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Dalam kaitannya dengan perbankan syariah, implikasi ketentuan tukar menukar antar barang-barang ribawi dapat diuraikan sebagai berikut :
1.       Jual beli antara barang-barang ribawi sejenis hendaklah dalam jumlah dan kadar yang sama. Barang tersebut pun harus diserahkan saat transaksi jual beli. Misalnya, rupiah dengan rupiah hendaklah Rp 5.000,- dengan Rp 5.000,- dan diserahkan ketika tukar menukar.

2.       Jual beli antara barang-barang ribawi yang berlainan jenis diperbolehkan dengan jumlah dan kadar yang berbeda dengan syarat barang diserahkan pada saat akad jual beli. Misalnya Rp 5.000,- dengan 1 dollar Amerika.

3.       Jual beli barang ribawi dengan yang bukan ribawi tidak disyaratkan untuk sama dalam jumlah maupun untuk diserahkan pada saat akad. Misalnya, mata uang (emas, perak, atau kertas) dengan pakaian.

4.       Jual beli antara barang-barang yang bukan ribawi diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada waktu akad, misalnya pakaian dengan barang elektronik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar